Pengertian dan Sejarah
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi
berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-
sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi.
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi
berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-
sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi.
Taksonomi Bloom adalah Penggolongan (klasifikasi) tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian
yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Benjamin S. Bloom amat populer di dunia pendidikan dengan
taksonominya yang lazim disebut dengan taksonomi Bloom, walaupun yang menyusun
taksonomi (klasifikasi, kategorisasi, penggolongan) tersebut bukan hanya Bloom
seorang.
Sejarahnya bermula ketika pada awal tahun 1950-an, dalam Konferensi
Asosiasi Psikolog Amerika, sebagai kelanjutan kegiatan serupa tahun 1948, Bloom
dan kawan-kawan mengemukakan bahwa persentase terbanyak butir soal evaluasi
hasil belajar yang banyak disusun di sekolah hanya meminta siswa untuk
mengutarakan hapalan mereka. Hapalan tersebut sebenarnya merupakan taraf
terendah kemampuan berpikir (menalar atau “thinking behaviors”).
Tegasnya, masih ada taraf lain yang lebih tinggi.
Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl kemudian pada tahun
1956 merumuskan ada tiga golongan (“domain”, ranah) kemampuan intelektual
(“intellectual behaviors”)–seperti telah disebutkan di muka, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ranah afektif kurang mendapatkan perhatian
dari mereka, walaupun kemudian dirumuskan Bloom, Krathwohl, dan Masia (1964)
sebagai berkenaan dengan nilai (“value”) yang terentang jenjangnya dari
“awareness/receiving” (menyadari dan menerima adanya nilai-nilai tertentu)
sampai dengan kemampuan membedakan nilai-nilai yang tersirat (implisit, tak
tampak kasat mata) melalui penganalisisan. Penjelasan dan jabarannya menurut A Big Dog, Little Dog and Knowledge
Jump Production ( June 5, 1999. Updated May 26, 2009)
Sepanjang akhir tahun 1990-an, sebuah kelompok psikolog kognitif
(para ahli psikologi aliran kognitivisme) yang dipelopori oleh Anderson dan
Sosniak (1994) memperbaharui taksonomi Bloom tersebut agar lebih sesuai
dengan/bagi abad XXI.
B. Penjabaran Isi.
Dalam teori ini tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
- Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
- Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
- Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan
ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah:
penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori
dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah
laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku
dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai
“pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang
ada pada tingkatan pertama.
1. Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini
terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1)
dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
a. Pengetahuan (''Knowledge'')
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,
definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.
Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada
di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik
produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.
b. Aplikasi (''Application'')
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai
contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
c. Sintesis (''Synthesis'')
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan
mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak
terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di
produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas
produk.
d. Evaluasi (''Evaluation'')
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,
gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg
ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di
tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg
sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai
ekonomis, dsb
e. Analisis (''Analysis'')
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi
yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh,
di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan
setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
2.
Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama
dengan David Krathwol.
a.
Penerimaan (''Receiving/Attending'')
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu
fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan
perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b.
Tanggapan (''Responding''
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada
di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam
memberikan tanggapan.
c.
Penghargaan (''Valuing'')
Berkaitan dengan harga atau nilai yang
diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar
pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam
tingkah laku.
d.
Pengorganisasian (''Organization'')
Memadukan nilai-nilai yang berbeda,
menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang
konsisten.
e.
Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai
(''Characterization by a Value or Value Complex'')
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan
tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
3. Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh
Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
a.
Persepsi (''Perception'')
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan
dalam membantu gerakan.
b.
Kesiapan (''Set'')
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk
melakukan gerakan.
c.
Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang
kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
d.
Mekanisme (''Mechanism'')
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah
dipelajari sehingga tampil dengan
meyakinkan dan cakap.
e.
Respon Tampak yang Kompleks (''Complex Overt
Response'')
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya
terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
f.
Penyesuaian (''Adaptation'')
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga
dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
g.
Penciptaan (''Origination'')
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan
dengan situasi atau permasalahan tertentu.
Berikut ini perbandingan versi lama dengan versi baru dari teori
ini.
Versi lama Versi
Baru
Perubahan terjadi pada aras (level) 1 yang semula sebagai “knowledge”
(tahu, “ketahuan”–) berubah menjadi “remembering” (mengingat). Perubahan
terjadi juga pada level 2, yaitu “comprehension” yang dipertegas menjadi
“understanding” (paham, memahami). Level 3 diubah sebutan dari “application”
menjadi “applying” (menerapkan). Level 4 juga diubah sebutan dari “analysis”
menjadi “analysing” (menganalisis).
Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. “Evaluation”
versi lama diubah posisisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan
perubahan sebutan dari “evaluation” menjadi “evaluating”
(menilai). Level 5 lama, yaitu “synthesis” (pemaduan) hilang, dinaikkan
levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu dengan nama “creating”
(mencipta).
Agar lebih mudah memahami maka berikut ini table kata kerja
operasional edisi revisi teori Bloom.
a. Ranah Kognitif
Mengingat
(C1)
|
Memahami
(C2)
|
Menerapkan
(C3)
|
Menganalisis
(C4)
|
Mengevaluasi
(C5)
|
Menciptakan
(C6)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Mengenali
Mengingat kembali
Membaca
Menyebutkan
Melafalkan/melafazkan
Menuliskan
Menghafal
|
Menjelaskan
Mengartikan
Menginterpretasikan
Menceritakan
Menampilkan
Memberi contoh
Merangkum
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan
|
Melaksanakan
Mengimplementasikan
Menggunakan
Mengonsepkan
Menentukan
Memproseskan
|
Mendiferensiasikan
Mengorganisasikan
Mengatribusikan
Mendiagnosis
Memerinci
Menelaah
Mendeteksi
Mengaitkan
Memecahkan
Menguraikan
|
Mengcek
Mengkritik
Membuktikan
Mempertahankan
Memvalidasi
Mendukung
Memproyeksikan
|
Membangun
Merencanakan
Memproduksi
Mengkombinasikan
Merangcang
Merekonstruksi
Membuat
Menciptakan
Mengabstraksi
|
b. Ranah Afektif
Menerima
(A1)
|
Merespon
(A2)
|
Menghargai
(A3)
|
Mengorganisasikan
(A4)
|
Karakterisasi Menurut Nilai (A5)
|
Mengikuti
Menganut
Mematuhi
Meminati
|
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
|
Mengasumsikan
Meyakini
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Menekankan
Menyumbang
|
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
|
Membiasakan
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mengkualifikasi
Melayani
Membuktikan
Memecahkan
|
c. Ranah Psikomotor.
Meniru
(P1)
|
Manipulasi
(P2)
|
Presisi
(P3)
|
Artikulasi
(P4)
|
Naturalisasi
(P5)
|
Menyalin
Mengikuti
Mereplikasi
Mengulangi
Mematuhi
|
Kembali membuat
Membangun
Melakukan,
Melaksanakan, Menerapkan
|
Menunjukkan
Melengkapi
Menunjukkan, Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan
|
Membangun
Mengatasi
Menggabungkan Koordinat, Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan
Merumuskan, Memodifikasi
Master
|
Mendesain
Menentukan
Mengelola
Menciptakan
|
Slam balik...smga bermanfaat...
BalasHapusBelajar tentang taksonomi bloom
BalasHapus